Jueves 25 de Abril de 2024
El portal de la papa en Argentina
0%Variación precio
puestos MCBA
  • Cielos nubosos con lluvias débilesBalcarceBuenos Aires, Argentina
    - 16°
  • Cielos nubososVilla DoloresCórdoba, Argentina
    13° - 22°
  • Cielos cubiertos con lluvias débilesRosarioSanta Fe, Argentina
    13° - 18°
  • ° - °
  • Cielos nubososCandelariaSan Luis, Argentina
    14° - 23°
  • Intervalos nubososChoele ChoelRío Negro, Argentina
    10° - 20°
  • Cielos nubososSan Miguel de Tuc.Tucumán, Argentina
    15° - 21°
Ampliar
 Buscador de Noticias
Asia 01/05/2016

Indonesia: Salim Group Janjikan USD10 Juta untuk Benih Kentang

JAKARTA - Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Eropa beberapa lalu membawa berkah bagi beberapa pelaku usaha nasional.

Pasalnya, kunjungan Jokowi tersebut memberikan hasil kerjasama di beberapa sektor.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi, sepekan lalu berhasil roadshow ke Jerman, Inggris, Belgia, dan Belanda. Khusus Belanda, para pelaku usaha yang ikut kunjungan orang nomor satu di Indonesia dapat menjalin kerjasama dibeberapa sektor.

Seperti East-West Seed melalui anak usahanya di Indonesia yakni PT East West Seed Indonesia (Ewindo) sepakat bekerja sama dengan perusahaan pelopor usaha riset benih sayuran hibrida berbasis teknologi asal Belanda Enza Zaden.

Presiden Direktur Ewindo Glenn Pardede mengatakan, kerjasama tersebut mengenai kegiatan penelitian, pengembangan, produksi dan pemasaran benih kentang hibrida. Di mana, kerjasama tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas petani kentang Indonesia hingga dua kali lipat dan mengurangi impor kentang.

"Persoalan utama petani kentang di Indonesia saat ini adalah ketersediaan benih berkualitas. Dengan adanya upaya pemanfaatan teknologi tinggi, riset dan pengembangan ini diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani kentang," kata Glenn di Jakarta, Senin (25/4/2016).

Glenn menyebutkan, kerjasama mengembangkan benih kentang hibrida ini juga akan dilakukan secara sinergi dengan Salim Group yang berbasis di Indonesia.

"Kerjasama ini juga akan memberdayakan petani dengan teknologi yang lebih baik, produktivitas yang lebih tinggi dan pasar yang stabil. Kami bertujuan untuk menciptakan sebuah rantai pasokan yang berkelanjutan agar tercipta lingkungan yang lebih baik, tanaman yang lebih baik dan makanan yang lebih baik," tambahnya.

Dia menambahkan, pemanfaatan teknologi tinggi dalam produksi benih kentang akan membuat hasil benih setiap tanaman kentang lebih banyak, benih yang dihasilkan lebih bebas dari hama dan penyakit, serta kontinuitas produksi menjadi lebih terkontrol dan efisien. Benih berkualitas ini diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitas petani hingga mencapai 25 ton per hektare atau dua kali lipat rata-rata produktivitas petani kentang saat ini.

Diketahui, benih merupakan sarana produksi utama dalam budi daya tanaman, dalam arti penggunaan benih berkualitas mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam usaha meningkatkan produksi dan mutu hasil. Saat ini, kebutuhan bibit kentang nasional mencapai 300.000 ton per tahun dengan nilai sekitar Rp3 triliun.

Kebutuhan tersebut sebagian besar masih disuplai oleh benih dengan kualitas rendah. Hal ini menyebabkan produktivitas petani kentang di Indonesia masih rendah yakni hanya 10 ton hingga 15 ton per hektare saja, sehingga kebutuhan benih kentang sebagian besar masih impor. Sementara, bila dibandingkan dengan negara lain seperti China produktivitas bisa mencapai 40 ton per hektare bahkan di Eropa bisa mencapai 50 ton per hektare.

 [Baca juga: Pengusaha Singapura Tertarik Kembangkan IT di Batam]

Untuk tahap pertama, lanjut Glenn, investasi yang disiapkan untuk kerjasama antara Ewindo dan Salim Group ini sebesar USD10 juta. Sebagai alternatif sumber pangan, tingkat konsumsi kentang di Indonesia saat ini masih rendah yakni 4,76 kg per kapita per tahun, jauh tertinggal bila dibandingkan negara lain seperti China sebesar 10 kg per kapita per tahun, Jepang 17 kg per kapita, Amerika 64 kg per kapita, Prancis sebesar 73 kg per kapita dan Inggris mencapai 109 kg per kapita. Pada tahun 2021, pemerintah Indonesia menargetkan konsumsi kentang meningkat menjadi 10 kg per kapita per tahun.

"Dengan membaiknya produktivitas petani kentang diharapkan harga kentang segar menjadi lebih terjangkau oleh masyarakat dan pada nantinya akan menjadi alternatif sumber pangan nasional Indonesia yang lebih baik," tandasnya.

Fuente: http://economy.okezone.com/read/2016/04/25/320/1372418/salim-group-janjikan-usd10-juta-untuk-benih-kentang


Te puede interesar