Indonesia: Rival Baru Atlantik Itu Bernama Medians, Apa Istimewanya?
Meningkatnya permintaan produk makanan berbahan baku kentang rupanya meningkatkan permintaan benih kentang.

Selama ini, varietas kentang yang kerap dipakai sebagai bahan baku keripik kentang (potato chips) dan french fries (kentang goreng) adalah kentang atlantik. Di dalam negeri sendiri, peredaran benih atlantik dikuasai Indofood. Produsen keripik kentang di Tanah Air ini lalu menggandeng petani mitra untuk memproduksi kentang konsumsi.
Kementerian Pertanian melalui Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jabar, akhirnya berupaya merakit varietas baru yang bisa menjadi alternatif atlantik.
Kusmana, pemulia Balitsa akhirnya berhasil merakit varietas baru yang dinamai medians. Varietas ini merupakan persilangan antara varietas atlantik dengan klon introduksi bernomor 393284.39 dari CIP-Peru.
Varietas Unggul Baru. Kentang medians merupakan perbaikan dari varietas atlantik yang memiliki kombinasi cocok untuk olahan kripik serta toleran terhadap OPT busuk daun, layu bakteri dan virus. Dengan demikian medians selain disukai oleh industri juga disukai oleh petani atau penanam.
Karena dirakit di dalam negeri, medians pun memiliki adaptasi yang sangat baik untuk iklim tropis di Indonesia.
Ia pun telah dilisensi oleh perusahaan untuk dijadikan sebagai bahan baku industri kripik kentang nasional. Lisensi medians yang diluncurkan pada November 2013 berdasarkan SK Menteri Pertanian nomor 3932/Kpts/SR.120/3/2013 tersebut kini berada di tangan PD Central Horti Agro Mikro Potatoes (CHAMP).
Keunggulan medians lainnya, menurut Kusmana adalah produktivitasnya tinggi, yaitu 32 ton/ha, tahan terhadap penyakit, rendeman tinggi, dan keuntungan yang didapat petani juga lebih banyak.
“Kentang varietas atlantik produktivitasnya rata-rata 20 ton, sedangkan varietas medians mampu menghasilkan hingga 32 ton/ha karena umbinya bisa mencapai 10 sampai 14 buah. Sedangkan varietas atlantik rata-rata umbinya hanya 6 buah,” jelas Kusmana.
Dengan menggunakan medians, lanjut Kusmana, maka secara perlahan akan menggantikan benih impor sehingga usaha perbenihan kentang nasional akan berkembang. Demikian juga industri kripik kentang dalam negeri, dengan menggunakan benih lokal yang memiliki produktivitas tinggi berdampak menghasilkan daya saing yang tinggi dan berpotensi untuk ekspor.
Anda tertarik mengembangkan kentang ini?
(berbagai sumber)
Fuente: http://www.jitunews.com/read/17147